Senin, 16 Agustus 2010

Dee's first fanfict. ^^Take Care of My Girlfriend^^ EPS01 part1

^^Take Care of My Girlfriend^^
casts:
SHINee Key as Kibum/himself
Super junior Eunhyuk as himself
Dee Key Yeppeo Rocka-Rocka as Shin Hye Neul
Tata Minho's-girl Yeppeo as Hyun Na
Anndinii Teukieteukie Cii-buttercup as Eun Sun
SHINee Minho as himself
SHINee Onew as himself
SHINee Taemin as himself
SHINee Jonghyun as himself
Super Junior Leeteuk as himself

Take Care of My Girlfriend

Angin membawa kisah kami ke titik di mana kami sangat menyadari bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan kuasa Tuhan. Betapa air mata tidak mungkin tidak ada dalam hidup seorang manusia, bahkan kita sudah meneriakkan tangisan di detik pertama menghirup udara dunia. Angin sepoi musim semi dan rumput-rumput hijau yang mulai muncul kembali setelah hilang selama musim dingin menjadi sahabat setia yang menyaksikan drama tumpahnya air mata bahagia hingga perihnya air mata kesedihan kami.

Shin Neul POV
“Oppaaaa…..” aku berteriak sekencang-kencangnya di detik pertama Eunhyuk oppa menerima telfonku.
“Omo…” orang di seberang membalas meneriakiku, “Shin, kenapa teriak-teriak begitu sih?”
“Ini jam berapa? Kenapa belum menjemputku? Oppa ketiduran ya? Shin sendirian nih. Semua orang di sekolah sudah pulang dan nanti malam Shin ada janji dengan kibum oppa jam….”
“Aissh…” Hyuk oppa memotong ucapanku, “kau ini bicara apa sih? Iya, ini oppa masih di jalan, tadi oppa ada kuliah sampai siang. Setelah itu malah disuruh antar umma arisan sama teman-temannya. Mana tuh ajumma-ajumma pada heboh promosiin anak-anak ceweknya lagi. Oppa lebih tersiksa tauk.”
Aku mengernyitkan kening. “Kenapa oppa yang jadi curhat sih? Ya sudah kalau begitu. Hati-hati nyetirnya, oppa. Annyeong…” langsung kuputuskan hubungan sebelum oppa sempat menjawab.
“Jahat kau Shin.” Hyun Na menyenggolku sambil tersenyum.
“Mwo??”
“Kenapa kau membohongi Eunhyuk sunbae? Di sini kan masih ramai, aku juga belum pulang. Dasar jail.” Kami ngobrol sambil berjalan keluar dari sekolah.
“Biar. Siapa suruh telat menjemputku.” Kusunggingkan senyum nakal yang diikuti oleh tawa Hyun Na.
“Tapi tidak baik membuatnya berkendara sambil terburu-buru.” Kata Hyun Na.
“Ah, sudahlah. Jangan membuatku jadi menghawatirkannya.”
“Tapi kau memang sudah membahayakannya, Shin.”
“Aissh… diam!” sambarku.
“Hey, Shin…,” Hyun Na tiba-tiba menyikutku, “Eunhyuk sunbae masih single kan?”
Aku terbelalak.
“Apa kau? Tidak boleh!!!” teriakku. Aku tahu apa yang ada di otak anak ini.
“Tidak boleh apa?” tanyanya.
“Kau mau mengincar Hyuk oppa kan? Tidak boleh!! Enak saja. Aku tidak mau punya unnie sepertimu.”
“Mwo? Idiih… anak ini. Memangnya siapa yang mau jadi unniemu? Punya dongsaeng sepertimu sama saja dengan musibah namanya, Shin Neul! Lagipula kalaupun aku bisa jadi yeojachingu Hyuk sunbae, aku tidak akan menganggapmu sebagai dongsaengku, wleeek…” ledeknya sambil menjulurkan lidahnya.
“Tentu saja. Dan memang kau tidak akan pernah menjadi unnieku. Wleeek…!” balasku.
Tak lama menunggu sambil saling mengolok, sebuah mobil sport warna putih berhenti di depanku dan Hyun Na. Kacanya yang gelap perlahan turun dan terlihat Hyuk oppa di balik kemudinya.
“Ayo.” Oppa memberiku isyarat untuk masuk mobil, “Annyeong hasseo Hyun Na.” sapanya kepada Hyun Na.
“Annyeong hasseo, sunbae.” Balas Hyun Na sambil sedikit membungkukkan badannya.
“Kau mau kami antar sekalian?” tawar Hyuk oppa kepada Hyun Na.
“Tidak usah!” sambarku. Mereka berdua langsung memandangku.
“Khamsa hamnida, sunbae. Tapi umma sedang dalam perjalanan memjemputku.” Kata Hyun Na.
“Yasudah kalau begitu, kami duluan ya.” Hyuk opppa mulai menginjak pedal gas.
“Annyeong, Hyun.” Teriakku sambil melambaikan tangan yang dibalas oleh Hyun Na. Ketika mobil mulai menjauhi Hyun Na, kujulurkan kepalaku keluar jendela sambil memeletkan lidahku meledeknya. Tapi kusunggingkan senyum setelahnya.
“Dasar. Kau membohongi oppa ya. Kau bilang tadi di sekolah tinggal kau sendiri. Nyatanya masih ada Hyun Na dan anak-anak lain di dalam.” Gerutu Hyuk oppa. Aku pura-pura tidak mendengar sambil memainkan game di handphone oppa yang tadi kutemukan tergeletak di jok mobil.
“Shiiin….” Oppa mencubit kedua pipiku gemas karena kuabaikan. “dasar anak kecil…. Nakal kau ya….”
“Adduuh…,” teriakku, “Oppa! Awas bahaya!!” teriakku lagi karena sadar oppa melepaskan kedua tangannya dari kemudi mobil hanya untuk menyiksaku. Dia lalu menarikku ke dalam pelukannya dan mengacak-acak rambutku, mengemudi dengan sebelah tangan. Kita selalu seperti tom and jerry, tapi tidak pernah benar-benar bertengkar, selalu berakhir seperti ini ketika keduanya sudah sama-sama lelah. Dan aku memang paling menyukai saat-saat seperti ini. Berada di dalam pelukan oppaku satu-satunya, di manapun tempatnya, selalu terasa nyaman. Aku sangat menyayanginya, seperti aku menyayangi Kibum oppa sebagai namjachinguku.
“Nanti malam kau mau ke mana dengan Kibum?” tanyanya tanpa melepaskanku dari pelukannya.
“Addaaa ajah kenapa? Oppa mau ikut? Kita mau kencan loh.”
“Kau mau membuat oppa jadi kambing congek?”
“Oppa kan bisa mengajak yeojachingu oppa.” Kataku menggodanya.
Tangan kanannya mencubit pipiku gemas, “kau kan tahu oppa tidak punya yeojachingu, Shin.”
“Nah. Maka dari itu, oppa kan bisa sekalian cuci mata. Siapa tahu nanti oppa dapat unnie baru unntukku.”
“Kau pikir mancari yeojachingu itu mudah apa?”
“Oppaku kan tampan, baik hati dan tidak sombong. Hanya baboyeoja yang berani menolak oppa.” Kataku membesarkan hatinya dengan tidak meyakinkan.
Eunhyuk oppa menundukkan kepalanya memandangku. “Kalau hanya mencari dan mendapatkannya, sekarang juga oppa memberimu unnie baru juga bisa, Shin sayang. Tapi bagaimana lanjutannya?” hyuk oppa membetulkan posisi duduknya tanpa melepaskanku dari pelukannya. “Begini. Menjalin hubungan itu seperti kita menjalani rumah tangga seperti appa dan umma. Hanya saja yang ini lebih sederhana. Sebagai namja, oppa harus menjaga yeojachingu oppa dengan baik. Melindungi dan menyayanginya. Masalahnya, oppa belum menemukan yeoja yang cocok. Oppa tidak pernah membatasi pada kriteria tertentu. Asal dia penurut, tidak macam-macam, dan yang pasti kita sesuai satu sama lain, oppa mau-mau saja…”
“Nah. Yang penurut, tidak macam-macam, dan sesuai satu sama lain itu, apa bukan kriteria namanya?”
“Tapi itu bukan hal yang membutuhkan perjuangan kan, Shin. Dan satu lagi, yang pasti yeoja itu harus menyayangi dongsaeng oppa ini…” Eunhyuk oppa mengguncang-guncang tubuhku dalam pelukannya. Akupun tidak bisa menahan bibirku untuk menyunggingkan senyum. “Oppa juga masih belum puas menjaga dan menghabiskan waktu denganmu.”
“Berarti Hyun Na sudah pasti tidak lolos audisi nih.” Gumamku.
“Mwo?” Tanya Hyuk oppa.
“Ah tidak, oppa. Aku senang. Aku sayang oppa.” Kataku berkilah.
“Tentu saja oppa juga sangat menyayangimu, Shin. Kalau saja kamu bukan dongsaeng oppa. Pasti kamu sudah oppa jadikan yeojachingu oppa. Kamu mau?” kata oppa asal.
Mataku melebar, “oppa…. kalau oppa bukan oppaku? Tentu saja Shin mau. Dan seandainya saja tidak ada namja bernama Kibum yang saaaaaangat Shin sayangi.” Aku tertawa.
“Jadi kau lebih menyayangi Kibum daripada oppa?” tanyanya sarkastis.
Aku mendongak memandangnya. “Dasar oppa bodoh. Aku menyayangi kalian berdua lebih dari apapun. Kalian adalah namja terbaik di dunia.”
“Kau senang Shin mendapatkannya?” Tanya Hyuk oppa.
“Tentu saja. Aku sangat senang, oppa. kenapa oppa bertanya seperti itu?”
“Oppa hanya memastikan. Kalau mendengarmu senang dari mulutmu sendiri, oppa baru percaya.”
“Oppa… percayalah, Kibum bisa menjagaku dengan baik.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar