Jumat, 20 Agustus 2010

FAN FICTION [The Last Heart #3] - INDONESIA

Kangin oppa membantuku bangun dari tempat tidurku. Dia bahkan membantuku memakai jaket tebal dulu. Lalu menuntunku berjalan keluar rumah. Begitu tiba di pagar, Kangin oppa berjongkok lagi di depanku.

“Ayo naik.”

Tanpa berpikir lagi, aku naik ke punggung Kangin oppa. Dia menggendongku sepanjang jalan ke taman yang tidak jauh dari rumahku. Angin malam itu tidak terlalu kencang. Tapi bisa menusuk ke tulang rusukku.

“Aku baru meninggalkanmu sebentar, kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” protes Kangin oppa

Aku terkekeh sebentar, “Oppa, kau pernah berjanji akan menggendongku sampai kau tidak bisa menggendongku lagi kan?”

Kangin oppa mengangguk mantap

“Kalau begitu, biarkan aku berada di sini sepanjang malam ini.”

Kangin oppa tidak menjawab.

“Oppa…”

“Mm?”

“Gomawoyo. Selama ini, kau benar-benar sudah menjagaku. Kau sudah menjadi orang terpenting di hidupku. Oppa bahkan sudah jadi nomor satu di hatiku.”

Kangin oppa tidak memberikan respon

“Oppa selalu menghiburku di saat aku sedih, selalu membantuku bangkit dari segala keterpurukanku, selalu membuatku percaya akan adanya keajaiban di dunia ini. Selama ini, oppa yang mengajarkan aku apa itu sayang, dan seperti apa rasa sayang itu. Oppa selalu ada di saat-saat aku membutuhkan seseorang. Bahkan kalau aku tidak mengatakan apa-apa, oppa bisa tahu apa yang kupikirkan.”

Kangin oppa masih terus berjalan. Dia tidak memberikan jawaban apapun.

“Mianheyo. Selama ini aku sudah menjadi beban di hidup oppa. Oppa harus menghabiskan waktumu sepanjang hari bersamaku. Bahkan mengorbankan cinta oppa untukku. Mianhe oppa, aku tidak bisa memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupmu.”

Aku merogoh kantung celanaku dan mengeluarkan sesuatu. Aku memajukan tanganku dan memakaikan kalung berliontin hati itu di leher Kangin oppa.

“Aku hanya bisa memberikan ini, oppa. Hati ini akan selalu dekat di hati oppa.” Ujarku sambil memakaikannya

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat mendarat di punggung tanganku. Aku menatap tanganku yang menjadi basah.

“Oppa, kau menangis?”

Aku menjulurkan leherku dan berusaha melihat wajah Kangin oppa.

“Uljimayo. Aku tidak suka melihat kau menangis oppa.” Kataku

“Arasseo.”

Aku menghapus air matanya. Justru air mataku yang tidak bisa ku control. Air mataku terus mengalir tak terkontrol.

Kueratkan pelukanku di lehernya. Aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Aku akan merindukan kehangatan ini, aroma tubuhnya yang khas, dan rasa damai yang tidak akan pernah kudapatkan di mana pun di dunia ini. Kututup mataku perlahan dan terus memeluknya.

:::

~~Kangin POV~~

Kangin menatap gundukan tanah yang masih merah dan basah di depannya. Air matanya mengalir dengan mulus di pipinya. Matanya beralih ke sebuah nisan yang bertuliskan nama yang selama ini mengisi hari-harinya.

Tiba-tiba seseorang menyentuh bahunya. Kangin berbalik dan mendapati wanita yang sangat dikenalnya.

“Sangeun?” ujar Kangin, “Kenapa kau bisa ada di sini.”

“Aku turut berduka. Aku baru tahu kabarnya pagi ini.” Jawab Sangeun

“Gomawo.”

Sangeun mengulurkan sepucuk surat pada Kangin.

“Ige mwoya?” Tanya Kangin seraya menerima surat itu

“Ini alasan kenapa aku kembali ke sisimu setelah pertengkaran besar kita kemarin.” Jawab Sangeun lagi

Kangin membuka surat itu. Tulisan tangan yang tidak asing lagi di matanya.

To : Sangeun onnie

Annyeonghaseyo onnie. Kau pasti sudah mengenalku. Aku Yeonsu, tetangga Kangin oppa sejak kecil.

Aku tahu, saat ini onnie pasti ingin sekali merobek-robek surat ini dan membuangnya ke tempat sampah. Aku tahu, kalau onnie marah padaku karena Kangin oppa selalu lebih mengutamakan diriku dibanding siapa pun, termasuk onnie yang kini jadi pacar Kangin oppa.

Mm… aku ingin minta maaf karena ini. Jinja jeosungeyo onnie.

Aku harap onnie bisa mengerti dengan keadaan ini. Kangin oppa memperhatikanku, bukan berarti dia tidak menyayangi onnie. Dia melakukan itu karena dia khawatir dan selalu ingin menjagaku. Ini semua karena hatiku yang tidak bisa berbuat apa-apa. Sejak kecil aku mengalami kelainan hati yang menyebabkan aku mudah sakit. Makanya Kangin oppa sangat memperhatikanku.

Aku tahu kalau Kangin oppa sangat mencintai onnie. Pertama kali Kangin oppa melihat photo onnie di majalah, dia langsung bilang, “Aku suka padanya. Dia akan menjadi pacarku kelak.”

Jadi, aku mohon jangan pergi dari Kangin oppa. Tetaplah berada disisinya dan menemaninya. Dia akan sangat membutuhkan onnie kelak.

Gomawoyo onnie…

From : Shin Yeonsu

Air matanya makin deras mengucur.

“Kau harus merelakan kepergiannya.” Bisik Sangeun

Kangin menghapus air matanya, “Kau benar, dia tidak akan suka melihatku terus-terusan bersedih.”

Sangeun merangkul bahu Kangin dan berusaha menenangkannya.

:::

~~Hankyung POV~~

Hankyung membuka surat yang baru diambilnya dari kotak surat.

To : Hankyung-ssi

Annyeong, Hankyung.

Aku mengirim surat ini, hanya ingin mengucapkan gomawo untuk semua yang kau berikan padaku di waktuku yang singkat. Itu adalah kenangan terindah dalam hidupku. Karena dirimu, aku tahu yang namanya cinta. Aku tahu bagaimana rasanya salah tingkah kalau berada di dekat orang yang kucintai. Hal terbaik dalam hidupku adalah bisa mengenal dirimu.

Mianhe, aku tidak bisa mengutarakan perasaanku secara langsung. Dan karena kita hanya punya sedikit waktu untuk bersama.

Aku harap kau bisa melanjutkan hidupmu yang sangat berharga dan bisa menemukan belahan jiwamu yang tepat. Aku akan selalu mendoakanmu.

Gomawo, Hankyung-ssi…

Saranghaeyo…

From : Shin Yeonsu ♥

Author :

ೡSpecialAngelೂ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar